5 Hal yang Tidak Boleh Sobat Lakukan di Masa Resesi.
Resesi adalah momok yang menghantui setiap orang di berbagai belahan dunia. Pasalnya, pergerakan ekonomi menjadi lambat dan hal ini juga akan mengganggu keadaan keuangan setiap orang.
Keadaan perekonomian yang tidak menentu membuat semua orang menjadi lebih waspada dalam membelanjakan uang mereka.
Jadi, tidak ada salahnya jika Sobat mengambil beberapa persiapan dan langkah hati-hati untuk mengurangi terdampak peristiwa melambatnya perekonomian ini.
Agar tidak terjebak risiko besar, Sobat tidak boleh melakukan 5 hal berikut ini saat resesi.
Baca Juga: 7 Tips Penting Terbebas Dari Utang.
1. Mengambil Utang Baru.
Mengambil utang baru, seperti cicilan rumah, cicilan mobil, atau utang pendidikan adalah langkah yang sangat berisiko ketika perekonomian sedang melambat.
Risiko yang memengaruhi keuangan akan meningkat ketika resesi, termasuk risiko Sobat diberhentikan dari pekerjaan.
Jika hal ini terjadi, Sobat akan terpaksa mengambil pekerjaan dengan gaji yang lebih rendah dari sebelumnya. Akibatnya, Sobat akan makin kesulitan membayar utang..
Ingatlah, jika Sobat berencana menambah utang ke dalam perputaran keuangan Sobat, pertimbangkan pula kemungkinan terburuk seperti penurunan pendapatan.
Jika mampu, lakukan pembelilan benda bernilai tinggi secara kontan atau tunggu hingga keadaan menjadi lebih baik.
2. Melakukan Investasi Berisiko Tinggi.
Pebisnis harus selalu memikirkan masa depan dan mencari cara untuk meningkatkan usaha mereka. Akan tetapi, melambatnya perekonomian adalah waktu yang sangat tidak tepat untuk mengambil keputusan investasi berisiko tinggi.
Ketika resesi mulai terjadi, jangan berpikiran untuk berinvestasi besar-besaran. Baru setelah keadaan mulai stabil, Sobat bisa memikirkan investasi lagi.
Mengambil pinjaman atau bantuan dana untuk memperluas kantor atau menambah inventaris kantor memang terdengar menggiurkan. Apalagi karena bunga bank mengalami penurunan saat resesi.
Akan tetapi, jika bisnis juga turut melambat, Sobat mungkin tidak akan bisa menghasilkan keuntungan untuk membayar bunga secara tepat waktu.
3. Menyia-nyiakan Pekerjaan.
Ketika ekonomi melambat karena resesi, bahkan perusahaan besar sekalipun juga akan mengalami tekanan ekonomi. Kadang hal ini juga akan memaksa mereka melakukan pemutusan hubungan kerja.
Hal ini sudah pernah terjadi di tahun 2022 di bidang industri teknologi. Ketika perekonomian melambat akibat resesi, Meta Platforms Inc. harus menghentikan sebanyak 11.000 pegawai, sedangkan Amazon.com Inc harus memutus 10.000 pekerjaan. Kejadian ini menjadi pemutusan hubungan kerja terbesar dalam sejarah di dua perusahaan tersebut.
Pemutusan hubungan kerja besar-besaran tersebut menjadi pengingat seberapa lapangan pekerjaan bisa sangat rapuh jika dihadapkan dengan penurunan ekonomi. Karena itulah, jangan sampai Sobat menyia-nyiakan pekerjaan dan terburu-buru keluar dari tempat bekerja saat ini.
4. Mengambil Kredit Model Adjustable-Rate Mortgage (ARM).
Kredit ARM biasanya berlaku ketika membeli properti. Dalam skema kredit ini, besaran bunga diatur berdasarkan kondisi pasar. Hal ini bisa jadi masuk akal karena cicilan bulanannya biasanya akan rendah mengikuti suku bunga yang rendah.
Suku bunga tersebut memang biasanya akan turun ketika resesi, jadi memang awalnya terlihat menggiurkan. Tetapi, ketika perekonomian mulai membaik, suku bunga akan langsung meningkat dan membuat cicilan bulanan Sobat ikut meningkat tajam.
Dalam skenario terburuk ketika kamu kehilangan pekerjaan karena resesi dan di saat yang sama suku bunga meningkat setelah resesi mulai berlalu, maka akan sangat sulit untuk bisa membayar tagihan.
5. Menjadi Penjamin Utang.
Menjadi penjamin utang merupakan komitmen yang sangat berisiko ketika perekonomian sedang tidak stabil. Jika peminjam tidak membayar tagihan yang seharusnya, penjamin bisa jadi harus membayar cicilan tersebut.
Padahal, ketika ekonomi lesu, penjamin juga sama-sama memiliki risiko kehilangan pekerjaan atau penurunan pendapatan.
Jika memang harus membantu peminjam dengan cara menjadi penjamin, usahakan Sobat memiliki simpanan yang bisa digunakan di saat darurat.
Ada juga cara lain membantu peminjam tanpa harus menjadi penjamin utang, misalnya dengan membantu pembayaran uang muka atau membuat pinjaman pribadi.
Pada intinya, tidak perlu panik ketika ekonomi sedang lesu (resesi). Meski demikian, Sobat harus tetap berhati-hati dalam menggunakan uang atau berinvestasi agar tidak sampai mengambil risiko yang tidak perlu.